Steak Enak Jadi Murah Berkat HolyCow Steak

Reportase Bayang Reka Television

Seiring dengan perkembangan teknologi serta komunikasi, bistik atau steak kini bukan lagi hanya menjadi makanan santapan orang barat saja, namun bahkan orang-orang Asia, khususnya Indonesia juga telah sangat familiar dengan jenis makanan ini.

Bistik atau steik adalah sepotong besar daging, biasanya daging sapi. Daging merah, dada ayam dan ikan seringkali dipotong menjadi steik. Kebanyakan steik dipotong tegak lurus dengan serat otot, menambah kelegitan daging. Steik biasanya dimasak dengan dipanggang, meskipun dapat digoreng atau di-“broil”.

Sebuah restoran yang mengkhususkan dalam steak biasanya dikenal sebagai rumah steik.

Di Mall Lippo Karawaci misalnya, ada beberapa rumah steik yang menjajakan makanan bahan daging segar ini, dan salah satu di antaranya adalah Holycow Steak Hotel.

Holycow! Steak yang mengusung konsep Steak Wagyu dengan harga kaki lima ini pertama kali buka pada Maret 2010 di daerah Radio Dalam, Jakarta Selatan. Pengusungnya adalah dua pasang suami-istri, yaitu Chef Afit dan Lucy Wiryono, dan Iswanda Mardio dan Wynda Mardio. Tak tanggung-tanggung, Holycow! Steak pertama kali membuka gerainya di pinggir jalan, numpang di sebuah toko kaca film untuk mobil. Steak Wagyu yang biasanya dibanderol dengan harga ratusan ribu rupiah kini dapat dinikmati di Holycow! Steak dengan harga di bawah seratus ribu rupiah dengan kualitas oke, memang kali pertama dipelopori oleh Holycow Steak, yang kini juga membuka gerainya di mall Karawaci, Tangerang.

And holy cow! (Fyi, “Holy cow!” adalah idiom yang berarti “Wow! Mengejutkan!) Usaha mereka sukses dan hanya dalam kurun waktu beberapa bulan, Holycow! Steak jadi sangat terkenal. Namun, kita harus memahami bahwa seiring dengan berjalannya waktu, kita harus berani melangkah sendiri untuk mempertahankan idealisme kita atau pun memperjuangkan apa yang kita cita-citakan.

Holycow! Steak pun mengalami hal serupa. Di tahun 2012, Chef Afit dan istrinya memutuskan untuk berpisah jalan dengan Wanda dan Wynda Mardio dan berdiri sendiri dengan bendera Holycow! Steak by Chef Afit. Sedangkan Wynda Mardio berjalan dengan bendera Steak Hotel by Holycow.

Back to the food topic, apa sih yang membuat Holycow Steak ini begitu tersohor? Pertama, sudah jelas adalah Wagyu Steak-nya. Wagyu sendiri berasal dari kata Wa dan Gyu. Wa artinya Jepang dan Gyu artinya sapi. Jenis sapi wagyu memang dikembangkan di Kobe, Jepang. Namun, daging wagyu yang digunakan Steak Hotel by Holycow ini diperoleh dari Australia. Jika ingin mencicipi Wagyu Steak di bawah seratus ribu rupiah, Anda bisa coba memesan Wagyu Topside MB 9+. Topside ini menggunakan daging dari bagian paha. Sementara untuk Wagyu Sirloin, Wagyu Tenderloin, dan Wagyu Rib Eye dipatok di kisaran harga seratus hingga dua ratus ribuan. Wagyu Steak ini disajikan dengan ukuran porsi 200 gram.

Menu yang cukup menantang adalah The Holy Steak. The Legend Part 1 yang dimasak selama empat jam dengan metode rahasia disajikan dengan ukuran porsi 350 gram dan The Legend Part 2 yang disajikan dengan ukuran 400 gram. Wow, that’s really a big portion of a steak! Iya sih, Buddy’s Beef Ribs tersaji dengan ukuran porsi 1000 gram. Tapi 1000 gram alias 1 kg itu kan termasuk tulang-tulangnya, Klikers!

Holycow Steak juga menyajikan Buddy’s Special Steak (ukuran 200 gram) yang disajikan dengan tumis bayam organik dan kentang goreng. Untuk sausnya, tersedia beberapa pilihan yaitu: Mushroom Sauce, Buddy’s Sauce, BBQ Sauce, Blackpepper Sauce dan French Sauce.

Warna kemerahan masih tampak saat steak diiris. Daging sapinya yang tebal begitu empuk dan juicy dengan bumbu rempah-rempah yang menambah kelezatan steak. Disantap tanpa sausnya pun sudah terasa enak, apalagi ketika saya bubuhkan Buddy’s Sauce. Tumis bayamnya pun terasa gurih. Well, tidak berlebihan bila saya katakan: Holycow Steak ini berbeda dengan steak di café-café umumnya. Ini baru

Sumber: klikhotel.com

Leave a comment